Update Terbaru

6/recent/ticker-posts

Jembatan Penghubung Tiga Desa Terancam Ambruk, Warga Keluhkan Lambannya Respons PUPR Probolinggo

Probolinggo | Liputan5News.com

Kondisi jembatan penghubung antara Desa Lumbang Kuning – Brangga – Sapih, Kabupaten Probolinggo, kian memprihatinkan. Jembatan yang menjadi akses vital tiga desa tersebut tidak dilengkapi pagar pengaman, penerangan jalan umum (PJU), serta sudah mengalami pengikisan serius pada bagian tepi dan TPT akibat tergerus aliran air.

Ironisnya, upaya penanganan sementara hanya dilakukan oleh warga dengan menumpuk karung berisi pasir agar kerusakan tidak semakin meluas. Padahal, jembatan tersebut diketahui merupakan aset Dinas PUPR Kabupaten Probolinggo.

Menurut keterangan warga sekitar, tanda-tanda kerusakan sudah terlihat sejak sekitar satu tahun lalu, namun hingga kini belum ada tindakan perbaikan yang memadai dari pihak terkait.

“Jembatan ini lebarnya hanya sekitar dua meter, tidak ada guardrail, sementara dari arah Lumbang Kuning maupun Brangga sama-sama turunan yang terjal. Sangat berbahaya, apalagi sekarang sudah masuk musim hujan,” ujar salah satu warga kepada tim Liputan 5Nwes.com saat di lokasi.

Warga juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa jika kondisi ini terus dibiarkan hingga pertengahan musim penghujan, jembatan berpotensi ambruk. Mengingat jalur tersebut merupakan akses utama tiga desa, dampaknya akan sangat fatal bagi aktivitas warga.

“Kalau dibiarkan, pasti ambruk, Mas. Ini jalan vital. Masa harus nunggu ambruk dulu baru diperbaiki? Kalau soal anggaran, masa iya sudah habis, kan tidak masuk akal,” keluh warga lainnya dengan nada kecewa.

Selain tidak adanya pagar pengaman, TPT jembatan juga sudah tergerus air, memperparah risiko kerusakan struktur. Kondisi ini diperburuk dengan tidak adanya penerangan jalan, sehingga membahayakan pengguna jalan pada malam hari.

Warga berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo, khususnya instansi yang memiliki kompetensi di bidang infrastruktur, lebih peka dan sigap dalam melakukan pemeliharaan rutin jembatan dan jalan, agar tidak menunggu terjadi kerusakan parah atau bahkan korban jiwa.

“Seharusnya infrastruktur itu dirawat secara berkala, supaya awet dan tidak membahayakan masyarakat,” pungkas warga.(has/mad)