Update Terbaru

6/recent/ticker-posts

Diduga Ada Barter, Penertiban Satpol PP Terhadap PSK di BanjarSawah Dipertanyakan Warga

Probolinggo – Liputan5News.com

Praktik prostitusi yang beroperasi di warung-warung remang-remang di Desa BanjarSawah, Kecamatan Tegal Siwalan, Kabupaten Probolinggo kembali menuai sorotan tajam. Operasi penertiban yang dilakukan Satpol PP pada Selasa kemarin justru memunculkan dugaan adanya barter atau permainan tidak sehat antara oknum petugas dan para pekerja seks komersial (PSK). Jum'at (21/11/25)

Dalam operasi tersebut, Satpol PP dikabarkan mengamankan lima PSK. Namun ironisnya, menurut warga, para PSK yang diamankan itu pada pagi harinya sudah kembali beraktivitas seperti biasa.

Sejumlah aktivis dan warga menilai tindakan ini janggal dan mencurigakan, bahkan diduga ada praktik transaksional yang membuat operasi itu tidak berjalan efektif.

> “Masyarakat sudah berharap besar Satpol PP bertindak profesional. Eh ternyata malah seperti ada permainan. Malu-maluin oknum yang nakal itu,” keluh salah satu warga.

Warga menyebut keberadaan warung esek-esek tersebut sudah berlangsung puluhan tahun dan sangat meresahkan, terutama bagi para ibu rumah tangga yang khawatir rumah tangganya rusak akibat praktik prostitusi yang dibiarkan tanpa penertiban tegas.

Warung “Tak Tersentuh” Jadi Tanda Tanya

Menurut pantauan tim di lapangan, terdapat enam titik warung yang diduga digunakan sebagai lokasi praktik prostitusi. Kawasan tersebut berada di sekitar Pos Polisi Lalu Lintas (Pos 40) atau dari Embong Mereng ke arah utara sekitar 100 meter.

Yang paling disorot warga adalah warung milik P. Toli, yang disebut telah beroperasi bertahun-tahun. Ironisnya, dalam operasi Selasa kemarin, warung tersebut tidak tersentuh sama sekali, sementara hanya dua lokasi lain yang menjadi sasaran.

Hal ini memunculkan tanya besar di masyarakat:

> “Ada apa dengan warung P. Toli? Kenapa tidak pernah tersentuh operasi?”

Warga Semakin Resah

Seorang warga berinisial S, yang meminta identitasnya dirahasiakan, menyampaikan rasa kecewa mendalam terhadap pemerintah serta aparat penegak perda.

> “Kami resah dan kecewa, Mas. Sudah puluhan tahun warung PSK dibiarkan beroperasi tanpa ada tindakan. Kami rakyat kecil tidak tahu harus mengadu ke siapa,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa keberadaan warung pelacuran ini sangat mempengaruhi kondisi sosial, terutama bagi generasi muda.

> “Kami takut anak-anak kami terpengaruh. Mereka bisa bingung mana yang benar dan salah, bahkan bisa ikut-ikutan,” tuturnya.

Aktivis Akan Surati Bupati

Salah satu aktivis sosial Probolinggo menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam.

> “Kami akan bersurat resmi ke Bupati jika praktik seperti ini tidak segera ditertibkan. Pemerintah harus tegas menutup tempat-tempat pelacuran yang merusak moral masyarakat,” tegasnya.

Harapan Warga

Warga Desa BanjarSawah berharap Satpol PP, kepolisian, dan instansi terkait bertindak lebih tegas dan transparan. Mereka menilai keberadaan warung-warung esek-esek tersebut tidak hanya melanggar ketertiban umum, tetapi juga merusak moral dan masa depan generasi muda di sekitar lokasi.