Probolinggo – Liputan5News.com
Sudah sepuluh hari perbaikan perlintasan rel kereta api di Desa Curahtulis, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, tak kunjung rampung. Akibatnya, kemacetan panjang terjadi setiap hari, aktivitas warga terganggu, risiko kecelakaan meningkat, dan roda perekonomian masyarakat ikut terdampak.
Pantauan di lapangan menunjukkan, pekerjaan yang dilakukan hanya mencakup area sekitar lebar 1,5 meter dan panjang sekitar 6 meter. Namun ironisnya, pekerjaan kecil tersebut memakan waktu berhari-hari tanpa kejelasan kapan akan diselesaikan.
Kemacetan parah terjadi di jalur nasional Surabaya–Banyuwangi. Antrean kendaraan mengular dari dua arah, baik dari Pasuruan maupun dari arah Kota Probolinggo. Para sopir truk, bus, hingga pengendara sepeda motor terpaksa menghabiskan waktu berjam-jam di lokasi.
Tak hanya pengendara jarak jauh, warga lokal pun ikut terdampak langsung. Petani yang hendak ke sawah kesulitan melintas, sementara para siswa SDN yang berada di selatan jalur nasional harus ekstra waspada saat berangkat dan pulang sekolah.
“Setiap hari ada saja motor jatuh di sini, Mas. Jalannya licin dan tidak rata. Tapi sampai sekarang tetap dibiarkan,” ujar salah satu warga setempat.
Keluhan juga datang dari para sopir angkutan barang yang setiap hari melintasi jalur tersebut.
“Mosok pekerjaan sekecil itu sampai sepuluh hari tidak selesai. Kami rugi waktu, rugi solar, rugi tenaga,” ungkap seorang sopir truk dengan nada kesal.
Yang lebih memprihatinkan, tidak tampak adanya rambu peringatan, spanduk pemberitahuan, ataupun pengamanan proyek yang memadai. Pengendara seolah dibiarkan menghadapi risiko kecelakaan setiap hari tanpa perlindungan.
Tim wartawan Liputan5News.com telah berupaya melakukan konfirmasi kepada sejumlah pihak terkait. Namun hasilnya, masing-masing instansi terkesan saling melempar tanggung jawab, tanpa ada pernyataan tegas siapa yang bertanggung jawab penuh atas keterlambatan perbaikan tersebut.
Masyarakat pun mulai mempertanyakan peran Aparat Penegak Hukum (APH) dalam kondisi ini. Pasalnya, lokasi tersebut jelas membahayakan keselamatan pengguna jalan, namun hingga kini belum terlihat adanya tindakan tegas maupun langkah pengamanan serius.
Warga mendesak agar perbaikan segera dipercepat, disertai dengan pemasangan rambu-rambu, penerangan, serta pengamanan proyek yang layak. Mereka juga berharap agar instansi terkait tidak menunggu jatuhnya korban jiwa baru bertindak.
“Jangan sampai harus ada korban meninggal dulu baru bergerak. Keselamatan kami dipertaruhkan setiap hari,” tegas seorang warga.
Hingga berita ini diterbitkan, pekerjaan perbaikan rel Curahtulis masih berlangsung tanpa kepastian waktu penyelesaian.(hs)
