Pasuruan, Liputan5News.com; kembali bantuan pemerintah pada program revitalisasi satuan pendidikan menjadi sorotan karena dilakukan tidak sepenuhnya untuk perbaikan sarana prasarana pendidikan berkelanjutan serta memiliki ketahanan hasil pembangunan yang tahan lama.
Hal ini seperti yang ada pada proses pekerjaan rehab fisik di SDN 1 Sidomulyo kecamatan nguling kabupaten Pasuruan. Anggaran revitalisasi yang bersumber dari dana kementrian pendidikan pada Dirjend pendidikan dasar sebesar Rp.248.000.000 tersebut seolah pekerjaan lipstik (polesan ) saja,tanpa berpatokan agar hasil Ahir bangunan kokoh, berkualitas dan tahan lama serta bisa membuat aman dan nyaman terhadap belajar peserta didik.
ompu daeng ,dari lembaga swadaya masyarakat hijau lintas wilayah (MAHALLI) Pasuruan menilai seyogyanya pembangunan tempat pendidikan berpedoman pada transparansi , partisipatif dan akuntabel serta menghasilkan bangunan yang berkualitas,aman dan nyaman bagi peserta didik."jangan karena demi mendapatkan hasil lebih dari sisa pekerjaan, menjadikan pekerjaan dilakukan seadanya,yang rugi nantinya ya masyarakat pengguna itu sendiri.ungkap pria yang biasa di panggil Daeng ini.
dari pantauan media Liputan5,tampak pelaksanaan pembangunan di SDN Sidomulyo 1 kurang representatif dimana hal ini tidak ada pembuatan cor dinding baru ,padahal kondisi bangunan sudah lapuk dan kondisi tanah juga gerak.bahkan ada beberapa bagian cor dinding yang sudah terkelupas dan tampak besi cor berkarat.
Sementara,pihak sekolah menjelaskan pada media ini bahwa pekerjaan sudah dilakukan sesuai RAB ." Karena dananya ya hanya segitu mas,jadi kita laksanakan apa adanya.dan itu semua sudah sesuai RAB nya .ungkap Munir ,kepala sekolah di SDN 1 Sidomulyo dilokasi proyek,Senin 3/11/2025. (Ze)
