Liputan5news.com - Sidoarjo. RS Delta Surya Sidoarjo menjadi salah satu rumah sakit yang merawat korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Hingga pagi ini, tercatat ada 6 santri yang masih dirawat, sementara 2 lainnya sudah diperbolehkan pulang.
Wakil Direktur Pelayanan Medis RS Delta Surya, dr Nanda Anisa Rahmawati M.Kes, menjelaskan kondisi para santri korban reruntuhan berbeda-beda. Ada yang mengalami patah tulang, gagal ginjal akut, hingga pendarahan otak.
"Sejak Hari Senin tanggal 29 September 2025 malam, ada 6 korban dari mushola Pondok Pesantren Al khoziny datang dengan jarak waktu yang berdekatan. Semuanya menjalani rawat inap dan dua pasien sudah pulang pagi ini," kata dr Nanda, Jumat (3/10/2025).
Salah satu pasien, jelas dr Nanda, Nabil, mengalami patah tulang kaki dan bengkak di lengan kiri. Ia sudah menjalani operasi dan kini dirawat inap. Sementara Nasih yang mengalami patah tulang di pinggul.
"Yang membuat Nasih mengalami gagal ginjal akut dan sudah dilakukan hemodialisa semalam. Alhamdulillah kondisi sekarang sudah membaik, " jelas dr Nanda.
Nanda menjelaskan ada dua pasien yang masih dirawat di Intensive Care Unit (ICU), kedua pasien tersebut adalah Maulana dan Ahmadi. Untuk Maulana, mengalami pendarahan otak.
"Maulana baru kemarin dilakukan operasi karena sebelumnya orang tua menolak untuk tindakan operasi, " ungkap dr. Nanda.
dr Nanda menjelaskan meskipun operasi sempat tertunda, kasus seperti Maulana memiliki golden periode 2 kali 24 jam. Kondisi Maulana cukup bagus sebab pendarahan yang ada di kepala tidak ada penambahan volume. Namun, tindakan operasi dibutuhkan untuk pengambilan darah di dalam kepala. Sebab, bila tidak diambil maka akan menjadi benda asing dan keluhan pusing pada pasien selama akan ada dan tentu menganggu aktivitas pasien.
"Alhamdulillah kondisi Maulana hari ini sudah bagus dan rencananya akan dipindah ke ruang rawat inap, " imbuhnya.
Di ICU, ungkap dr Nanda, ada juga Ahmadi yang mengalami patah tulang di bagian kepala namun dalam keadaan sadar.
Untuk dua pasien yang sudah pulang pagi hari ini, jelas dr Nanda adalah Bahrul yang mengalami memar di paha dan Yusuf yang sempat mengalami gegar otak ringan.
Selain perawatan medis, pihak RS Delta Surya bersama Dinas setempat dan Polresta Sidoarjo juga melakukan pendampingan trauma healing kepada para santri.
"Untuk trauma healing ditolak oleh keluarga pasien. Sebab mereka yakin bahwa putra mereka sembuh sendirinya, "tutur dr. Nanda.
Ditempat yang sama, penanggungjawab keperawatan rawat inap RS Delta Surya, Islaku Laili S.Kep Ns, menambahkan, tantangan terbesar dalam penanganan awal adalah ketakutan keluarga pasien yang sempat menolak tindakan medis.
"Ada yang sampai dua hari menolak tindakan operasi, tapi setelah mendapat penjelasan akhirnya bersedia," ujarnya.
Islaku menambahkan pihaknya harus bisa memberikan penjelasan secara pelan-pelan kepada keluarga akan pentingnya tindakan operasi. Setelah dua hari berusaha menjelaskan, akhirnya pihak keluarga setuju. Sayangnya untuk trauma healing, hingga saat ini keluarga pasien belum bersedia.(Yanti)