Liputan5news.com - Sidoarjo. Usai mendapatkan penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata propinsi Jawa Timur pada tahun 2023 masa berlaku tahun 2023 - 2027, kini SDN Kedungturi Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo dalam proses untuk menuju Adiwiyata tingkat nasional.
Tentunya prestasi itu bisa tercapai berkat kerja keras kepala sekolah, para bapak - ibu guru serta kerjasama dengan para siswa. Selain itu juga berkat kolaborasi antara lembaga sekolah dengan stakeholder di lingkungan sekitar.
Ketika awak media menemui di kantornya Kepada sekolah SDN Kedungturi menyampaikan panjang lebar terkait prestasi Adiwiyata yang diperoleh sekolahnya.
Terkait pencapaian Adiwiyata yang diraih oleh SDN kedungturi, Kepala Sekolah SDN Kedungturi, Fatchur Rozi menyampaikan sebenarnya Adiwiyata di SDN Kedungturi ini bisa diraih sebelum saya ada di sini. Di tahun 2023 SDN Kedungturi meraih Adiwiyata dari provinsi Jawa Timur. Kemudian pada tahun 2024 pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) mendatangi SDN Kedungturi untuk berkomunikasi, apakah SDN Kedungturi maju untuk Adiwiyata tingkat nasional ?. Jumat (26/9/2025)
"Saya pada waktu itu melihat situasi dan kondisi sangat support akhirnya saya bekerjasama dengan stakeholder dan PGN. Kebetulan PGN ada program tentang lingkungan, akhirnya saya merapatkan bersama teman - teman guru dan kita siap maju. Setelah itu kami berproses menyiapkan semua berkas - berkas dan instrumen yang dibutuhkan," jelasnya.
Lanjut Rozi untuk maju ke tingkat nasional ini kita butuh waktu antara 6 bulan hingga 1 tahun. Dalam kurun waktu itu kami berbenah yakni membudayakan kebiasaan "green and clean". Budaya "green And clean" ini dilakukan siswa misalnya ketika anak - anak ke kantin membawa Tumbler, jadi di kantin itu tidak ada sampah plastik selain itu siswa juga membawa bekal dari rumah. Jadi di dalam Adiwiyata ini kita tidak hanya mengutamakan keindahan fisik saja tetapi karakter anak harus mencerminkan Adiwiyata. Alhamdulillah anak - anak senang dengan kebiasaan ini dan orang tua juga Support.
"Budaya Adiwiyata di SDN Kedungturi ini berdampak positif terhadap penerimaan siswa di Setiap tahun. Pada tahun 2023 jumlah siswa masuk sebanyak 101, tahun 2024 jumlah siswa masuk sebanyak 107 dan pada tahun tahun 2025 jumlah siswa masuk sebanyak 127. Jadi secara statistik ada peningkatan yang signifikan. SPMB memang ada pagunya jadi kami juga tidak berani melanggar aturan yang ada," ungkapnya.
Lanjut Rozi selain budaya di kantin kami juga melakukan budaya Adiwiyata di luar kantin yakni kami mengurangi jumlah tempat sampah karena semakin berkurangnya sampah maka debit sampah akan berkurang sehingga debit sampah yang kita kirim ke TPA itu berkurang jauh. Dulu setiap hari kita buang sampah ke TPA namun sekarang cukup seminggu sekali kita buang sampah ke TPA.
Masih kata Rozi kami juga melakukan persiapan fisik dalam Adiwiyata yakni kami membuat bank botol. Di halaman depan kami siapkan tempat untuk mengumpulkan botol botol. Botol - botol yang terkumpul itu bisa kita manfaatkan untuk melatih kewirausahaan dan numerasi pada diri siswa. Ketika ada orang yang datang untuk menimbang botol para siswa bisa berlatih perhitungan jumlah botol.
Terkait kerjasamanya dengan PGN Rozi menyampaikan kerjasama dengan PGN pada saat ini PGN mempunyai program lingkungan. Dulu PGN pernah memberikan bantuan berupa bibit tanaman, dan tanaman itu kita rawat sampai sekarang hingga tumbuh subur. Saat ini PGN akan memberikan bantuan berupa pembuatan Green house (rumah kaca).
"Secara administrasi untuk Adiwiyata ini sudah saya bentuk tim Adiwiyata termasuk ketua, bendahara, sekretaris dan ketua bidang masing," ungkapnya.
Di singgung posisi sekolah yang berada di lingkungan industri yang nota Bene penghasil limbah namun sekolah ini bisa meraih Adiwiyata provinsi dan sekarang menuju adiwiyata nasional, Rozi menyampaikan pada saat Adiwiyata provinsi kami masih memiliki sedikit kelemahan. Kelemahan - kelemahan itu kemudian saya penuhi dengan cara kita berkolaborasi dengan lingkungan sekitar. Dengan budaya Adiwiyata kami bersama desa mengedukasi masyarakat desa tentang lingkungan melalui guru kami. Kami bekerjasama dengan TPS yang ada di desa untuk saling belajar dan berkolaborasi. Kami juga berkolaborasi dengan RW sehingga kita bisa saling berkunjung dan bisa saling berkolaborasi.
"Hubungannya apa antara industri dan sekolah sehingga sampai di Adiwiyata Nasional, karena dengan kolaborasi tersebut kita berkomunikasi. Sehingga tidak hanya di lembaga sekolah ini yang berusaha menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat tetapi juga dengan lingkungan sekitar khususnya di desa," ungkapnya.
Rozi menegaskan dari sisi itu lah DLHK menilai bahwa lembaga ini berkolaborasi dengan stakeholder lingkungan sekitar. Dari situlah yang membuat nilai positif sehingga SDN Kedungturi sekarang menuju adiwiyata tingkat nasional.(Yanti)