Update Terbaru

6/recent/ticker-posts

Rehabilitasi SMA 3 Wonoasih Diduga Asal-Asalan, DPD LIRA Soroti Proyek Rp 486 Juta

Probolinggo – Liputan5news.com
Pekerjaan rehabilitasi SMA 3 Wonoasih, Kota Probolinggo, mendapat sorotan tajam dari Dewan Pimpinan Daerah Lumbung Informasi Rakyat (DPD LIRA) Kabupaten Probolinggo. Proyek senilai Rp486.246.000 yang bersumber dari APBD Tahun Anggaran 2025 tersebut diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dan terkesan dikerjakan asal-asalan.

Berdasarkan pantauan tim DPD LIRA bersama awak media di lokasi, sejumlah kejanggalan ditemukan, di antaranya:

1. Pekerja tidak menggunakan standar K3 konstruksi, seperti helm pelindung dan ketersediaan kotak P3K.


2. Tidak ada pengawasan langsung dari pihak pelaksana maupun tim pengawas di lokasi.


3. Tidak tersedia molen, sehingga pengadukan material dilakukan secara manual.


4. Dudukan kusen pintu tidak menggunakan balok cor, kecuali satu pintu di bagian timur; sisanya hanya menggunakan pasangan bata merah.


Selain itu, pada papan informasi proyek tidak tercantum nama kontraktor pelaksana, hanya memuat instansi pemberi tugas dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kebudayaan.

Menanggapi temuan tersebut, Ketua DPD LIRA Kabupaten Probolinggo, Sudarsono SH, menyampaikan keprihatinannya.

> “Pekerja di lokasi mengaku tidak diberi helm pelindung, pengawas dan pelaksana pun tidak ada. Bahkan, dari awal pengerjaan molen memang tidak disediakan,” ujarnya menirukan keterangan salah satu pekerja.



Sudarsono menegaskan, pihaknya akan segera melaporkan temuan ini ke Kejaksaan Negeri Kabupaten Probolinggo agar ada tindakan tegas.

> “Kalau perlu proyek ini dihentikan dulu. Pekerjaan menyangkut sarana prasarana pendidikan seharusnya ditangani oleh CV yang profesional agar hasilnya berkualitas,” tegasnya.



Ia juga berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo serta lembaga pengawas terkait menindaklanjuti persoalan ini dengan serius.

> “Kami akan terus mengawal pekerjaan rehabilitasi di SMA 3 Wonoasih ini sampai selesai. Jika nanti tetap ditemukan indikasi pelanggaran spesifikasi teknis, kami pastikan akan melaporkannya,” tambah Sudarsono.



Menurutnya, pembangunan infrastruktur pendidikan harus mengutamakan kualitas agar tepat guna, tahan lama, serta memberi manfaat jangka panjang bagi guru dan siswa di SMA 3 Wonoasih, Probolinggo.(hs)