Probolinggo — Liputan5news.com
Sejumlah proyek fisik di Desa Brani Kulon, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo yang didanai melalui Dana Desa (DD) maupun Bantuan Keuangan (BK) Kabupaten Probolinggo tahun anggaran 2024–2025 menuai sorotan. Pasalnya, pekerjaan yang sebagian besar belum genap satu tahun itu sudah mengalami kerusakan cukup parah.
Bahkan, proyek tahun anggaran 2024 yang baru berusia kurang dari dua tahun juga sudah mengalami kerusakan signifikan. Berdasarkan pantauan awak media di lapangan, beberapa proyek yang kondisinya rusak di antaranya:
1. Pembangunan rehabilitasi peningkatan sumber air bersih/penampungan air hujan/sumur bor dengan anggaran Rp170.000.000.
2. Pekerjaan jalan aspal lapen (TA 2024, Dana BK) senilai Rp350.000.000, yang kini banyak rusak di sejumlah titik.
3. Pemeliharaan saluran irigasi dengan anggaran Rp27.000.000.
Ketua DPD LSM Pemerhati Rakyat Indonesia (PRI), Candra DC, menyoroti kondisi tersebut dan menduga adanya praktik mark up anggaran.
> “Setelah kami telusuri di lapangan, kerusakan ini bukan semata-mata karena faktor cuaca, melainkan lebih disebabkan dugaan mark up anggaran yang dilakukan oleh oknum kepala desa,” ujar Candra DC.
Sementara itu, upaya konfirmasi yang dilayangkan redaksi kepada Kepala Desa Brani Kulon, Muhyiddin, melalui pesan WhatsApp tidak mendapat tanggapan hingga berita ini diterbitkan, Rabu (23/9/2025).
Menurut Candra DC, ketidakterbukaan pemerintah desa memperkuat dugaan adanya penyimpangan. Ia menegaskan, pihaknya akan segera melaporkan hasil temuan ini kepada Inspektorat Kabupaten Probolinggo untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
> “Jika terbukti, pelaku harus bertanggung jawab dan mengembalikan kerugian negara atau memperbaiki hasil pekerjaan,” tegasnya.
Candra juga menambahkan bahwa pihaknya akan terus mengawal dugaan penyimpangan dana desa maupun BK di Brani Kulon, termasuk proyek fisik tahun anggaran 2022–2023 yang menurutnya lebih banyak lagi bermasalah.(hs)
