Probolinggo Liputan5news.com - Proyek pembangunan saluran irigasi di Desa Brumbungan Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2024, menuai sorotan tajam dari kalangan LSM. Pasalnya, kondisi fisik bangunan tersebut saat ini sudah mengalami kerusakan cukup parah, padahal belum genap satu tahun sejak proyek itu rampung.
Berdasarkan pantauan di lapangan, saluran irigasi yang terletak di RT/RW 017/01 dengan volume 200 meter pada dua sisi, kini terlihat retak-retak dan sebagian bahkan pecah. Pekerjaan ini didanai dari Dana Desa (DD) tahun 2024 dengan anggaran sebesar Rp139.641.000.
Temuan serupa juga terjadi pada proyek saluran irigasi di Dusun Redu, tepatnya di RT/RW 017/02 dengan volume 189 meter. Proyek ini menghabiskan anggaran sebesar Rp121.427.000. Hasil pantauan di lokasi menunjukkan bahwa kondisi fisiknya juga mengalami keretakan dan kerusakan di sejumlah titik.
Tim media telah mencoba mengonfirmasi langsung kepada Kepala Desa Brumbungan Kidul, Muji Ali, melalui pesan WhatsApp terkait kondisi proyek tersebut. Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan yang diberikan.
Menanggapi temuan ini, Ketua LSM Tamperak DPW Probolinggo menyampaikan kritik keras terhadap pekerjaan proyek yang dinilai tidak sesuai dengan besarnya anggaran yang digunakan.
"Anggarannya sangat besar, tapi hasil pekerjaannya cepat rusak. Kami menduga ini akibat minimnya pengawasan. Kalaupun ada, hanya sebatas formalitas saja," tegas Ketua LSM Tamperak.
Ia juga menyoroti lemahnya tindak lanjut dari pihak Inspektorat yang memiliki kewenangan penuh dalam pengawasan dana desa.
"Inspektorat sering kali tidak menindaklanjuti temuan di lapangan. Entah apa alasannya. Namun kami sebagai aktivis akan segera melaporkan hal ini ke pihak Kejaksaan agar ada tindakan hukum yang jelas," pungkasnya. (Has)