Liputan5news.com - Sidoarjo. Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo Abdillah Nasih mendampingi Wakil Bupati Sidoarjo di acara pembukaan Job Fair Hybrid yang digelar oleh Pemkab Sidoarjo. Job Fair Hybrid di tahun 2025 ini diikuti 40 perusahaan. Ada 1.800 lowongan pekerjaan dengan 192 jabatan yang bisa dilamar. Job Fair Hybrid 2025 digelar mulai tanggal 27 sampai 28 Mei 2025 di gedung serbaguna GOR Sidoarjo. Bursa kerja terbuka ini dibuka secara langsung oleh Wakil Bupati Sidoarjo Hj. Mimik Idayana dengan didampingi Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo Abdillah Nasih.
Usai dilakukan pembukaan, wakil bupati Sidoarjo dengan didampingi ketua DPRD kabupaten Sidoarjo meninjau ke stand - stand peserta bursa kerja.
Setelah selesai meninjau stand - stand bursa kerja, awak media sempat menemui Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo, Abdillah Nasih.
Disinggung mengenai pandangan DPRD dengan adanya Job Fair Hybrid ini, Abdillah Nasih menyampaikan :
Pertama tama kita ngasih apresiasi kepada eksekutif dan disnaker yang terus mengerucut untuk mengurangi angka pengangguran kita. Alhamdulillah sudah menurun hingga menjadi 6,8 persen. Job fair Hybrid seperti ini perlu kita apresiasi. Kami dari DPRD akan terus mendukung penuh referensi kebijakan maupun penganggaran. Kita akan coba evaluasi di perda - perda yang memberikan kemudahan kepada warga Sidoarjo yang melakukan pelamaran pekerjaan bisa di terima di perusahaan - perusahaan yang ada di Sidoarjo. Jangan sampai adanya Job Fair Hybrid seperti ini ternyata prosentase yang mengikuti banyak dari luar daerah, sementara itu angka pengangguran di daerah kita masih tinggi. Ke depannya akan kita evaluasi sehingga perusahaan yang ada di Sidoarjo ini lebih mengakomodir warga Sidoarjo.
"Kedua pelatihan - pelatihan, dalam hal ini kita harus mengetahui jumlah penganggurannya ada di mana dan di sektor apa, maka pelatihannya harus disesuaikan. Misalkan di daerah Tanggulangin kebutuhannya adalah perlunya regenerasi pengrajin kulit perusahaan tas dan lain - lain maka pelatihannya harus di pusatkan di situ. Di daerah waru misalnya masalah penganggurannya karena terkait SDM untuk meneruskan pengrajin logam.
Lanjut Nasih kita trauma di kasus di Wedoro yang banyak UKM terkait ketenaga kerjaan, masalah ini terjadi karena tidak ada pelatihan atau pembinaan yang sangat minim. Ini menjadi pengalaman berharga bagi kita, sehingga pelatihan - pelatihan tenaga kerja ini disesuaikan dengan kebutuhan - kebutuhan di daerah kecamatan masing - masing.
"Terkait evaluasi stand kami tadi melihat masih kurangnya perusahaan yang direkrut oleh Disnaker. Paling tidak Disnaker harus merekrut perusahaan - perusahaan yang padat karya. Kalau targetnya lowongan pekerjaan 3.000 sementara perusahaan yang butuh lowongan pekerjaan hanya lima atau empat, bagaimana bisa tercapai. Kita dorong nanti agar perusahaan - perusahaan lebih besar ikut andilnya," jelasnya.
Ketika disinggung kekhawatiran dinas tenaga kerja akan adanya PHK di tahun tahun berikutnya Abdilah Nasih menyampaikan kita ingin disnaker berkumpul bersama dengan perusahaan - perusahaan di Sidoarjo untuk mencari persoalan - persoalan yang terjadi, apakah dipakai semacam stimulus, insentif khusus sehingga perusahaan - perusahaan besar yang sudah memberi kontribusi kepada daerah baik itu mengenai pajak maupun perijinan, paling tidak ada take and give antara perusahaan itu kepada pemerintah daerah. Termasuk dalam hal ini terobosan - terobosan ke perusahaan padat karya sehingga bisa mengurangi pengangguran.
Sementara itu Wakil Bupati Sidoarjo Hj. Mimik Idayana menyampaikan Job Fair Hybrid 2025 ini diharapkan mampu mengurangi angka pengangguran di kabupaten Sidoarjo. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di kabupaten Sidoarjo masih menjadi isu krusial.(Yanti)