Probolinggo, Liputan5news.com - Proyek tembok penahan tanah (TPT) milik dinas pekerjaan umum (PU) Bina marga propinsi Jawa Timur ambrol sepanjang 8 meter.
Ambrolnya bangunan TPT yang diduga dilakukan secara swakelola oleh dinas PU Bina marga propinsi Jawa Timur di dusun kucur desa Purut kecamatan lumbang kabupaten Probolinggo tersebut diduga akibat pengerjaanya sejak awal dilakukan tidak sesuai rencana biaya anggaran (RAB) dan spesifikasi teknis pembangunan (Spek tek).
"Pada saat pekerjaan satu bulan lalu kita curiga kalau pembangunan TPT ini tidak akan bertahan lama. Hal ini terlihat dari pemasangan batu yang beradu antara satu batu dengan lainya, sehingga pasir pasangnya sangat minim dan sangat kurang ada batu pasangnya. Ungkap yuli, salah satu pegiat lembaga swadaya masyarakat probolinggo.
Hal lain dikatakan, Asari sekretaris Aliansi jaringan Indonesia bersatu (AJIB) probolinggo yang menjelaskan bahwa pada penggarapan awal hingga selesai tidak ada papan informasi proyek. "Pekerja lapang saat itu ketika kita konfirmasi penanggungjawab proyek mengatakan tidak tahu, sedangkan dinas PU kabupaten Probolinggo saat diklarifikasi menyatakan bahwa ini bukan pekerjaan pemkab. Probolinggo, melainkan PU propinsi jatim.
'Hal inilah yang menambah kecurigaan kita para pegiat LSM di probolinggo, bahwa dinas propinsi jatim sengaja membiarkan pekerjaan ini berjalan tanpa pengawasan. Apa memang dikondisikan demikian. Ungkap asari dengan nada tanya.
Hal lain dikatakan Narto,warga sekitar proyek bahwa dari pengerjaan awal tidak ada koordinasi pelaksana proyek dengan pihak desa. "Waktu ada garapan TPT itu saya tanya ke perangkat desa mas, apakah desa yang garap karena memang tidak ada papan nama proyek dan tidak ada molen sebagaimana umumnya proyek. Namun perangkat desa tidak ada yang tahu itu garapan dari dinas mana dan siapa penanggung jawab pelaksanaaya. Jelas pria 55 tahun ini pada liputan 5.(ze/has).
