Update Terbaru

6/recent/ticker-posts

Peredaran Narkoba Kian Marak, Diduga Dikendalikan Bandar dari Dalam Lapas Kelas IIB Probolinggo


Probolinggo – Liputan5News.com
Meski tengah disorot publik, peredaran narkoba dari dalam Lapas Kelas IIB Probolinggo diduga masih terus berlangsung. Warga binaan yang seharusnya menjalani pembinaan agar menjadi pribadi lebih baik, justru disebut masih bebas menggunakan alat komunikasi. Bahkan, tak sedikit di antara mereka yang diduga mengendalikan peredaran narkoba dari balik jeruji.

“Minggu lalu sudah disorot. Nyatanya peredaran narkoba dan penggunaan alat komunikasi masih bebas dilakukan,” ujar Candra DC, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Pemantau Kinerja Aparatur Negara (PRI) Pemerhati Rakyat Indonesia Probolinggo Raya, Selasa (21/10/2025).

Pria yang akrab disapa Candra DC itu menduga adanya setoran kepada oknum petugas yang membuat aktivitas ilegal tersebut bebas berjalan. Dugaan itu, kata dia, bukan tanpa dasar. Sebab, setiap kali praktik tersebut terendus wartawan maupun LSM, pihak Lapas Kelas IIB Probolinggo disebut langsung panik.

“Mereka bukannya memperbaiki kesalahan, malah berupaya mengondisikan wartawan dan LSM yang menyoroti hal itu,” ungkapnya.

Candra yang juga aktivis asal Kota Probolinggo itu berharap Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) melalui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) segera turun tangan. Ia menduga setoran dari warga binaan bukan hanya dinikmati petugas lapas setempat, melainkan juga mengalir hingga ke pihak Kanwil Ditjenpas Jawa Timur.

“Kami sudah menyampaikan laporan ke Kanwil, tapi hasil razia yang dilakukan terkesan hanya formalitas. Kami berharap Kementerian benar-benar melakukan langkah bersih-bersih,” tegasnya.

Tak berhenti di situ, Candra juga berencana melaporkan dugaan tersebut ke aparat penegak hukum (APH) agar kasus ini diusut tuntas.

“Kami minta hal ini benar-benar dibasmi dan diusut sampai ke akar-akarnya,” pungkasnya.

Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, pihak Lapas Kelas IIB Probolinggo maupun Kanwil Ditjenpas Jawa Timur belum dapat dikonfirmasi terkait dugaan tersebut.

(Tim Liputan)