Update Terbaru

6/recent/ticker-posts

Pembangunan Pasar Tradisional Leces Tahun 2024 Dinilai Gagal, Pedagang Mengeluh Bangunan Justru Jadi Penghalang

Probolinggo | Liputan 5 News.com
Pembangunan Pasar Tradisional Leces yang berada di Desa Leces, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, menuai keluhan dari para pedagang. Pasalnya, bangunan yang seharusnya menjadi penunjang aktivitas UMKM justru dinilai menjadi penghalang dan tidak memberikan manfaat bagi pedagang.
Pembangunan pasar yang dilaksanakan pada tahun 2024 tersebut kini menimbulkan banyak tanda tanya. Bangunan yang terbuat dari rangka baja ringan dengan dinding hardflex itu hingga kini terbengkalai dan tidak difungsikan. Ironisnya, satu tahun setelah selesai dibangun, kondisi bangunan sudah mengalami kerusakan di sejumlah bagian.

Dari pantauan tim wartawan Liputan 5 News di lokasi, bagian samping selatan dan utara bangunan terlihat jebol. Dasar lantai bangunan pun tidak dilapisi cor beton, melainkan hanya berupa tanah. Padahal, proyek tersebut diduga menelan anggaran lebih dari seratus juta rupiah.
Para pedagang mengaku enggan menempati bangunan tersebut karena dianggap tidak strategis dan tertutup dari pandangan pembeli.
“Siapa yang mau nempati, Mas? Kanan kiri, depan belakang tertutup tembok asbes. Kalau kita jualan di situ, pembeli mau lihat dari mana? Mereka tidak tahu kita jual apa,” ujar salah seorang pedagang perempuan saat ditemui di lokasi.
Pedagang lainnya juga mempertanyakan perencanaan pembangunan pasar tersebut.
“Ini pemerintah bagaimana perencanaannya? Kok malah seperti kandang ayam,” keluhnya.
Kondisi ini dinilai sangat ironis. Pasalnya, pasar tradisional semestinya dirancang untuk memudahkan transaksi antara pedagang dan pembeli, bukan malah menghambat aktivitas jual beli.
Dalam hal ini, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo selaku instansi terkait dinilai perlu memberikan penjelasan. Saat dikonfirmasi oleh tim Liputan 5 News melalui pesan WhatsApp pada Jumat (26/12/2025), pihak DK UPP Disperindag hanya menyampaikan akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
“Iya Mas, kami akan koordinasikan dulu dengan pihak-pihak terkait,” jawab singkat perwakilan dinas.
Sementara itu, sejumlah aktivis LSM Tamperak menilai proyek tersebut terkesan dibiarkan begitu saja setelah anggaran dicairkan.
“Ini harus ada pihak yang bertanggung jawab. Bangunan sudah menghabiskan uang negara ratusan juta rupiah tapi tidak ada manfaatnya. Jangan sampai uang negara terbuang sia-sia,” tegas perwakilan LSM Tamperak.
Hingga berita ini diterbitkan, bangunan Pasar Tradisional Leces masih terbengkalai tanpa kejelasan pemanfaatan, sementara para pedagang berharap pemerintah segera melakukan evaluasi dan perbaikan agar pasar benar-benar dapat digunakan sebagaimana mestinya.(hs)