Liputan5news.com - Sidoarjo. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidoarjo memberikan bantuan berupa Toilet Portable, perahu karet dan makanan siap makan melalui dapur umum bagi masyarakat yang terdampak banjir khususnya di Desa Kedung Banteng dan Banjar Asri Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Banjir tahunan di Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, kembali mencapai titik memprihatinkan. Kondisi terparah terpantau di Desa Banjarasri dan Desa Kedungbanteng. Berdasarkan pantauan di lapangan, ketinggian air bervariasi mulai dari 35 sentimeter hingga mencapai 50 sentimeter, atau setinggi lutut orang dewasa pada tanggal 25 Desember 2025 kemarin.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Sidoarjo, Sabino Mariano, S.Sos., M.KP., menjelaskan banjir terjadi di empat desa di Kecamatan Tanggulangin merupakan banjir tahunan namun kondisi ini diperparah dengan tingginya curah hujan beberapa hari terakhir dan pengerjaan proyek rumah Pompa Kedungpeluk yang belum selesai.
"Hari ini, kami memberikan bantuan delapan (8) unit toilet portable di Desa Kedungbanteng dan Desa Banjar Asri karena banyak rumah warga yang terendam, termasuk kamar mandi mereka, " jelas Sabino. Senin (29/12/2025).
Sabino menjelaskan kalau untuk dua desa lainnya yaitu Desa Kalidawir dan Desa Banjarpanji daerah nya lebih tinggi dan sudah banyak rumah-rumah yang ditinggikan sehingga saat terjadi banjir tidak sampai masuk ke dalam rumah.
Tidak hanya bantuan berupa Toilet portable, sambung Sabino, pihaknya juga memberikan bantuan satu unit perahu karet untuk membantu aktivitas para guru SMP N 2 Tanggulangin dan juga anak-anak Desa Kedung Banteng dan Desa Banjar Asri saat berangkat dan pulang mengaji.
"Permintaan banyak untuk perahu karet namun kami berikan sesuai kebutuhan saja serta pertimbangan terbentuknya ombak yang masuk ke dalam rumah warga yang masih terendam banjir, " ujarnya.
Ditemui di lokasi banjir, Kepala Sekolah SMPN 2 Tanggulangin, Supriyanto mengatakan pihaknya memang mengajukan bantuan perahu karet untuk aktivitas para guru. Sebab jalanan menuju ke sekolah ini sangat licin dan sangat berisiko.
"Sudah banyak korban para guru yang tergelincir dan jatuh dari motor ataupun saat jalan menuju ke sekolah karena jalanan licin, " jelas Supriyanto sesaat setelah turun dari perahu karet menuju tempat parkir kendaraannya.
Supriyanto menjelaskan meskipun aktivitas belajar mengajar libur karena musim libur panjang, namun para guru masih masuk dan sesuai Instruksi dinas pendidikan bahwa layanan sekolah harus tetap ada sehingga jadwal curi para guru SMPN 2 Tanggulangin di atur sedemikian rupa.
"Adanya perahu karet ini sangat membantu aktivitas kami dan juga menjaga keselamatan kami saat banjir seperti ini," imbuhnya.(Yanti)

