Update Terbaru

6/recent/ticker-posts

Jadi Sorotan, Oknum ASN PUPR Kota Probolinggo Jadikan Lokasi Proyek Ajang Bermain


Probolinggo, Liputan5News.com —
Proyek normalisasi Sungai Sentong di Kelurahan Jrebeng, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, mendadak menjadi tontonan warga. Hal ini terjadi setelah seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) berinisial M, yang diketahui bertugas di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Probolinggo, kedapatan mengoperasikan alat berat bersama seorang bocah di lokasi proyek.

Berdasarkan pantauan Liputan5News.com, ASN tersebut terlihat mengenakan seragam dinas saat berada di lokasi proyek bersama bocah tersebut. Keduanya sempat duduk di kursi pengemudi alat berat sekitar pukul 10.43 WIB, di kawasan Sungai Sentong, Kelurahan Jrebeng.

Aksi tersebut sontak menarik perhatian warga sekitar. Banyak yang menilai tindakan itu tidak pantas dilakukan, mengingat area proyek merupakan kawasan dengan tingkat risiko kecelakaan kerja yang tinggi.

Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Kota Probolinggo, Sunarko, mengakui telah memberikan teguran lisan kepada ASN yang bersangkutan.

> “Jangan diberitakan dulu, Mas. Atas kelalaian ini kami mohon maaf, nanti akan kami bahas lebih lanjut di kantor,” ujar Sunarko kepada wartawan Liputan5News.com, Senin (…).



Namun, pernyataan itu justru menuai kritik dari DPD LSM Pemerhati Rakyat Indonesia (PRI). Ketua DPD PRI, Candra DC, menilai tindakan ASN dan sikap atasan di lingkungan PUPR Kota Probolinggo tidak mencerminkan kedisiplinan aparatur negara.

> “Ini tindakan yang sangat disayangkan. Membawa anak atau cucu ke tempat kerja, apalagi ke lokasi proyek sungai yang berbahaya, jelas tidak pantas. Hal ini harus dilaporkan kepada pihak berwenang agar ada sanksi disiplin,” tegasnya.



Candra juga menyesalkan sikap pejabat yang meminta agar peristiwa tersebut tidak diberitakan.

> “Pejabat publik seharusnya memahami bahwa jurnalis menulis berita berdasarkan fakta dan pengamatan di lapangan, bukan karena permintaan,” tambahnya.



Kejadian ini menjadi sorotan publik dan diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi seluruh aparatur pemerintah untuk tetap menjaga profesionalitas, etika kerja, dan keselamatan dalam menjalankan tugas di lapangan.(hs)